sekilas mpa jonggring salaka

Apa Sih itu Mapala ?

            Secara rentang waktu sejarah nama dari Mahasiswa pecinta alam atau disingkat MAPALA dipopulerkan ketika aktivis eks 66 yang bernama Soe Hok gie dan kawan-kawanya yang tergabung pada MAPALA UI fakultas Sastra. Dari kepala dan juga catatan yang ia berikan,  dan juga uraian  dalam artikel kompasnya, Gie mengungkapkan berbagai hal yang menjadi ciri khas suatu mapala

“Kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada hipokrisi dan slogan-slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya bisa mencintai sesuatu secara sehat jika ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air indonesia hanya bisa dilakukan dengan mengenal indonesia dan rakyatnya dari dekat. Karena itulah kami naik gunung”—Soe Hok Gie

Awal tumbuhnya Mapala yang identik dengan naik gunung memang menjadi tren yang center pada masa tersebut, dan hal ini menjadi kegiatan yang terus berkembang. Berupa kegiatan yang berbasis alam bebas seperti Rock Climbing, Caving ( penelusuran Gua ), atapuan ORAD  (olah raga arus deras).

Sebagai bagian dari Tri Dharma pendidikan Universitas Negeri Malang, Jonggring Salaka merupakan salah satu unit kegiatan yang berkecimpung dalam kegiatan lingkungan, yang mempunyai dasar orientasi kegiatan alam bebas dan Konservasi alam.

Dalam upaya mendidik insan untuk mencintai alam, secara konsensus berdasarkan Gladian ke IV di Ujung Pandang pecinta Alam memiliki tujuh prinsip yang memang dikembangkan sebagai panduan dalam segala pola perilakunya

KODE ETIK PECINTA ALAM

Kami Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya  adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Pecinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air.

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa segenap Pecinta Alam sebagai mahluk yang mencintai alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan sebagai berikut :

  1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa .
  2. Memelihara Alam beserta isinya, serta menggunakan sumber alam sesuai kebutuhan.
  3. Mengabdi kepada Bangsa dan Negara.
  4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia sesuai martabatnya.
  5. Berusaha mempererat tali persaudaraan sesama pecinta alam  sesuai dengan azas pecinta alam.
  6. Berusaha saling membantu serta saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa, dan tanah air.
  7. Selesai.

Dengan tidak atau tanpa gelar,  hal ini memang kadang menjadi sesuatu yang bersifat pilihan untuk dikembalikan pada diri kita sendiri. Kita bisa menjadi seorang pecinta alam secara individu,  namun alangkah lebih baiknya  apabila kita bisa  bersama melakukanya dalam satu wadah, dan tugas yang paling utama mengembalikan peranan sebagai insan manusia untuk kembali berdampingan secara harmoni dengan alam dan lingkungan yang kita sadari bersama sudah  mengalami banyak perubahan.

Beban berat perbedaan pada pilihan dan trade mark ‘Mahasiswa Pecinta alam’ kadang masih bersifat dilematis. Hal ini dipersulit dengan banyaknya orang yang mengklaim organ atau wadahnya dengan sesuatu yang berbau alam. Inilah persoalan yang hampir menjadi perdebatan. Apa fungsinya Mapala kalau toh hanya naik gunung saja. Kita hitung saja berapa oragnisasi yang mengaku dirinya sebagai seorang Pecinta alam.Yang menjadi sesuatu yang harus kita perhatikan adalah monitoring kita dan mengoptimalkan kapabilitas kita sebagai seorang mahsiswa. Tidak saja pengabdian dalam bidang fisik saja tetapi kekuatan pemikiran untuk mengontrol situasi sekarang ini. Advokasi dan  penciptaan diri kita sebagai manusia yang mencoba belajar mencintai tanah airnya terutama  lingkungan di tengah terjepitnya bumi atas nama pemenuhan kebutuhan manusia yang tanpa batas.

Hendra Hermawan

072710

Anggota Js

  1. Mahasiswa Pecinta Alam,
    memaknai dari kecintaan kita terhadap alam… bukan hanya menikmati dan mengambil keuntungan.. karena itu ibarat pemerkosaan

    semoga jonggring salaka tetap berada dalam jalurnya dan setia tetap teringat pada asal-usul kita, alam dan semesta

Leave a comment